Di dalam kitab I’anatut Thalibin
Jilid 1 hal. 158 Disebutkan :
اَلْقُنُوْتُ
لُغَةً الدُّعَاءُ بِخَيْرٍ اَوْ شَرٍّ وَشَرْعًا ذِكْرٌ مَخْصُوْصٌ مُشْتَمِلٌ
عَلَى دُعَاءٍ وَثَنَاءٍ
“ Qunut menurut bahasa adalah do’a yang baik atau tidak baik,
sedangkan Qunut Menurut Syari’at adalah Dzikir khusus yang mengandung do’a dan
pujian”.
وَسُنَّ
قُنُوْتٌ بِصُبْحٍ أَىْ لِمَا صَحَّ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مَازَالَ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا (اعانة الطالبين 1 : 158).
“disunnahkan Qunut pada sholat subuh karena berdasarkan hadis
shohih bahwa Rasulullah saw selalu Qunut sampai beliau meninggal dunia” [
I’anatut thalibin, 1 : 158].
وَاِنَّمَا اخْتُصَّ
بِاعْتِدَالِهِ لِمَا صَحَّ مِنْ أَكْثَرِ الطُّرُقِ أَنَّهُ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَعَلَهُ لِلنَّازِلَةِ بَعْدَ الرُّكُوْعِ وَجَاءَ بِسَنَدٍ حَسَنٍ
أَنَّ أَبَابَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ الله عَنْهُمْ كَانُوْا
يَفْعَلُوْنَ بَعْدَ الرُّكُوْعِ
“sesungguhnya dikhususkan qunut itu dilakukan ketika i’tidal
berdasarkan riwayat shohih dari banyak riwayat sesungguhnya rasulullah saw
mengerjakan qunut nazilah setelah ruku’, dan telah datang juga riwayat dengan
sanad hasan sesungguhnya Abu bakar, umar dan utsman Semoga Allah meridoi
mereka, bahwa mereka mengerjakan Qunut setelah Ruku’ (seperti halnya yang
dilakukan rasulullah saw). [ I’anatutthalibin, 1 : 158].
Disebutkan dalam sohih al
bukhari juz 1 halaman 177 :
حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوْبَ عَنْ مُحَمَّدٍ قَالَ
: سُئِلَ أَنَسٌ أَقَنَتَ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الصُّبْحِ
؟ قَالَ نَعَمْ فَقِيْلَ لَهُ أَوَقَنَتَ قَبْلَ الرُّكُوْعِ ؟ قَالَ بَعْدَ الرُّكُوْعِ
“kami diceritakan oleh musaddad dia berkata kami telah
diceritakan oleh hammad bin zaid dari ayyub dari muhammad, dia berkata : “telah
ditanya sayyidina anas ra, apakan nabi muhammad saw melakukan qunut pada sholat
subuh ? dia menjawab : “ iya rasulullah saw qunut pada sholat subuh”, beliau
ditanya lagi, apakah rasulullah qunut sebelum rukuk ?, sayyidina anas menjawab
: “ setelah rukuk”.
- riwayat kedua dari
sayyidina anas bin malik :
اِنَّ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَيْهِمْ ثُمَّ تَرَكَ فَاَمَّا
فِى الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
“ sayyidina anas bin malik berkata : “ sesungguhnya nabi saw
pernah melakukan qunut selama sebulan mendoakan dua kabilah ( riil dan zakwan)
kemudian beliau meninggalkannya, adapun dalam sholat subuh, maka beliau
senantiasa melakukan qunut sampai beliau wafat”.
Dari riwayat diatas, maka
jelaslah bahwa rasulullah saw melakukan qunut yang kemudian dilakukan oleh para
sahabat, dan turun temurun dilakukan oleh para keluarga rasulullah saw sampai
sekarang, dan dilanjutkan lagi oleh para ulama’ ahlussunnah wal jamaah”. Apakah
kita masih berani mengatakan qunut subuh adalah bid’ah ?, berarti orang yang
mengatakan demikian, telah menuduh rasulullah saw dan para sahabat dan ulama’
telah melakukan bid’ah yang sesat. Dan akan berurusan dengan mereka kelak di
hari kiyamat.
Berdasarkan
beberapa riwayat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Qunut
Subuh adalah termasuk sunnah rasulullah saw, sunnah para khulafaurrasyidin. Sehingga
berdasarkan dalil-dalil tersebut, dalam madzhab kita mazhab syafii disunnahkan
untuk melakukan qunut dalam sholat subuh.